Posted by : UMN Wednesday, October 2, 2013

October 1, 2013 : by Debora Thea / Universitas Multimedia Nusantara News Service


“Dalam menjadi pemimpin yang efisien, sangatlah penting untuk menjelaskan sesuatu dengan akurat dan tepat,” demikian pendapat Prof. Dr. Chris Kinsville-Heyne, Professor of Leadership dari HULT International Business School.



Untuk membentuk karakter kepemimpinan yang baik memang perlu latihan secara langsung tak hanya sekedar teori. Demikianlah metode yang dilakukan oleh Prof. Kinsville-Heyne saat membawakan seminar bertajuk "Analyze of Corporate and Politic Leadership During Crisis", Rabu (25/9) di Lecture Theatre UMN.

Peserta di bagi atas dua kelompok, barisan atas dan barisan bawah. Mereka diberikan tugas pertama yakni memilih 5 orang dalam kelompok tersebut untuk dijadikan Gate Keeper, Scribe/log keeper, CEO, Vice President dan Spokesperson dalam waktu 5 menit. Ternyata untuk menentukan orang-orang tersebut cukup sulit dalam keadaan tertekan, alhasil tim barisan bawah lebih cepat mengumpulkan hasil dibandingkan tim barisan atas. Ini merupakan latihan agar bisa mengambil keputusan dalam waktu yang cepat.

Beliau menuturkan sebuah prinsip yang harus dipegang dalam kepemimpinan, “Develop the ability to make the jump from slow-time thinking to quick-time doing.” Prof. Kinsville-Heyne menjelaskan bagaimana caranya yakni menentukan suatu skenario. Orang tersebut diberikan kasus dan ditekan untuk menghasilkan keputusan dengan cepat demi menyelesaikan kasus tersebut. Memang waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk latihan ini, tapi akhirnya orang tersebut dapat berhasil dan menerapkannya dalam berbisnis.

Tugas kedua yang diberikan kepada peserta seminar UMN berjudul “Buddy Interviews” yakni diberikan 5 menit untuk mencari tau 3 hal penting dari orang yang ada di sebelahnya. Lalu diberikan waktu 25 detik (minimal) – 30 detik (maksimal) untuk mensharingkannya kepada audience. Poin dari task ini ialah sebagai pemimpin harus dapat memberikan pertanyaan yang tepat demi mendapatkan penjelasan yang dibutuhkan dan mengerti informasi tersebut dengan cepat. Kemudian informasi itu perlu dijelaskan kepada orang lain dengan akurat dan jelas.

Dijelaskan pula beberapa level dalam kepemimpinan. Level pertama – highly capable individual, level kedua – become a contributing team member, Level ketiga – become a competent manager, Level keempat – become effective leader dan level kelima – doing something for someone else to do whatever it takes. Di level kelima ini, orang lebih berambisi kepada hal-hal lain di luar dirinya sendiri dan melakukan apapun untuk itu. (*)


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Labels

Powered by Blogger.

- Copyright © Universitas Multimedia Nusantara Akuntansi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -